“gue kenal sama korbannya Ri” ucap sisi sangsi “gue
tau semuanya karena gue punya om yang nanganin kasus kak Ari, jadi gak
mungkin kabar yang gue tau ini palsu” ucapan sisi itu membuat Tari
semakin kaget, tidak mungkin sisi berbohong, tidak mungkin om sisi yang
menangani kasus kak Ari mengada-ada. Tari hanya bisa terdiam dia sangat
shock dengan berita yang dia dengar.
“dan bukan hanya gue yang tau kasus ini,satu sekolah kita
mengetahuinya. Lo liat tadi kak Ari cuma sendiriankan? itu karena tidak
ada seorang pun yang mau berteman dengannya Ri” ya sisi benar Ari hanya
sendiri tadi berdiri dikoridor utama, dan saat Tari melihat Ari untuk
pertama kalinya juga Ari sendirian, dia bermain basket sendirian. ada rasa
kasihan dihati Tari, bagaimana kesepiannya Ari tanpa teman
disekolah. tetapi ada rasa ngeri juga menyelimuti hatinya ‘dia pernah
melukai orang hingga mengalami luka fatal’.
“kenapa kak Ari melakukan semua itu?” akhirnya Tari bisa mengendalikan
perasaannya, dia menatap sisi serius.
“menurut kabar yang gue denger, dia mengalami gangguan dijiwanya” sisi
diam sejenak mukanya semakin mengeras “saat dia berumur 13 tahun, kak Ari
ditemukan dirumahnya sedang duduk disamping mayat ibunya yang
berlumuran darah, diperutnya tertancap sebuah pisau” tangan Tari gemetaran
diatas meja, dikepalkannya kedua tangannya yang masih gemetar. ”dan di
duga kak Ari sudah membunuh ibunya sendiri, belum ada bukti kalau dia
sudah membunuh ibunya karena tidak ditemukan sidik jari pada pisau
itu” lanjut sisi masih dengan muka serius yang sama. ”dan satu hal lagi
yang sangat penting dia itu playboy, menurut gosip yang gue denger dia
pernah ngehamilin salah satu pacarnya. jadi gue harap lo jauh-jauh deh
sama dia”
Setelah mendengar cerita menyeramkan itu Tari jadi tidak konsen dalam
menerima pelajaran.pikiran dan hatinya masih berkecamuk, benarkah kak Ari
melakukan semua itu? benarkah kak Ari tega melukai seseorang? Benarkah
kak Ari pernah menghamili orang? dan yang paling membuat Tari ngeri
benarkah kak Ari yang sudah membunuh ibunya,ibu kandungnya? semua
pertanyaan itu begitu sulit untuk Tari cerna. senyum itu, suara
itu, sentuhan lembut itu, orang itu, tidak mungkin,ini mustahil. tanpa
sadar Tari menggelang-gelengkan kepalanya, untuk menyadarkan diri bahwa
itulah keadaan sebenarnya. tidak mungkin orang-orang disekolah ini bisa
hanya mempercayai dari gosip belaka, iyakan? pasti semua cerita itu benar.
Bersambung ke Part 10
Author by : Irma Fitrianingsih
Bersambung ke Part 10
Author by : Irma Fitrianingsih