The One and Only You #2

27/08/2014


The One and Only You

Sesampainya di SMA Airlangga, Tari pergi keruangan guru dengan ditemani kakaknya. Setelah dirasa yakin adiknya ada ditangan yang bisa dipercaya Bima pun pergi,  “Mas pergi dulu ya” pamit Bima pada adik semata wayangnya itu. Tari hanya mengangguk, bertemu orang-orang baru membuat Tari merasa takut.

“Ayo ikuti saya” ajak seorang guru perempuan berbadan tinggi proporsional itu berjalan melewati Tari dan Tari mengekor dibelakang. Tari terus menelusuri koridor yang tampak sepi itu karena sedang terjadinya kegiatan belajar-mengajar, sampai akhirnya berhenti didepan pintu sebuah kelas yang bertuliskan ‘2-1’ yang berarti itu adalah kelas yang akan terus ia masuki mulai dari sekarang, guru perempuan itu membuka pintu yang tertutup itu dan melewatinya.

“Maaf sebentar saya sita waktu kalian,hari ini kalian mendapatkan teman baru.ayo masuk. ”ucap guru yang biasa dipanggil bu Ayu oleh murid-muridnya, Tari mengambil nafas panjang dan menghambuskannya lalu memasuki kelas itu. Kelas pun menjadi riuh saat Tari berada tepat didepan kelas ada yang tersenyum-senyum, ada yang bersiul, ada yang jutek ketek dan masih ada kelakuan lainnya yang membuat Tari tambah deg-degan. Tari membungkukkan badannya.
“namaku Tari zalfania. ”ucap Tari canggung ditambah dengan bertambah riuhnya keadaan kelas setelah mendengar perkenalan Tari, dan pastinya para siswa laki-lakilah yang sangat bersemangat. bagaimana tidak, dihadapan mereka sedang berdiri wanita berparas cantik dengan tubuh langsing-mungil dan bersuara lembut.

“lo tinggal dimana?” tanya salah satu siswa laki-laki yang duduk paling belakang. “pulang gue yang nganter ya” lanjut siswa disebelahnya,lalu pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sama sekali tidak penting, seperti dia sudah punya pacar atau belum, mereka bisa mendaftar jadi pacarnya atau tidak. siapa yang tidak kesal ditanya seperti itu?

“Sudah,Sudah cukup!!” tegur bu ayu menenangkan para siswa yang sudah tak terkendali itu. Setelah para pembuat keonaran itu diam, bu ayu mempersilahkan Tari duduk di bangku kosong disebelah seorang siswi berkuncir satu dengan kacamata yang tersangkut dihidungnya. Tari pun berjalan menuju bangku itu, yang mulai sekarang akan menjadi bangkunya dan menghempaskan tubuhnya hingga terduduk di bangku itu.

Bersambung ke Part 3

Author by : Irma Fitrianingsih
Part 1 | Part 2 | Part3
Share
 
Copyright © 2015 HIMAKOM STISIP MBOJO-BIMA
Distributed By My Blogger Themes | Design By Herdiansyah Hamzah