Setelah tari sampai rumah,ia langsung menghempaskan tubuhnya kekasur, ia mendesah berat mengingat perlakuannya pada ari. kenapa ia ketakutan? senyumnya masih senyum yang sama seperti siang itu, suara yang sama.sekarang ia merasa tidak enak. kejadian itu sudah berlalu, lagi pula selama setahun semenjak kejadian-kejadian itu terjadi ari tidak melakukan hal yang mengerikan lagi. Mungkin sekarang dia sudah berubah,semua orang punya kesempatan untuk berubah menjadi yang lebih baikkan? kenapa semua orang disekolah tidak memberinya kesempatan itu?
Dan sekarang tari sudah membulatkan tekat,besok dia akan meminta maaf pada ari atas sikapnya tadi siang.”iya gue harus minta maaf” gumam tari.ketukan pintu dikamarnya membuyarkan lamunan tari.
“dek, ayo makan dulu” ajak bima dibalik pintu kamar tari
Wajah tari tadi siang masih terbayang dibenak ari,wajah ketakutan, tubuh gemetar seakan cewek itu sedang melihat sesosok makhluk halus. ari menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya, baru saja dia menemukan seseorang yang mungkin bisa menjadi temannya. seseorang yang tidak takut dengannya. tetapi siang tadi wajah itu berubah, sama dengan wajah orang-orang disekelilingnya.
“gak mas, Cuma capek aja”jawab tari lagi sambil mengikat rambutnya menadi berupa bulatan keatas dan berjalan menuju meja makan.
*******
Diatas balkon rumah besar itu,ari duduk merenung memandangi cahaya jingga yang bersembunyi dibalik gunung.Rumah besar yang seharusnya membuat para penghuninya merasa nyaman malah membuat dadanya sesak,dirumah besar itu ia sendirian, ayahnya jarang pulang yang hobi keluar negeri dengan alasan bisnis.
Ari mendesah panjang,dirinya ingin seperti orang-orang lain. yang bisa berinteraksi dengan teman sebaya, kerabat. tetapi keinginan itu harus ditepis kuat-kuat oleh ari, mustahil. apa salah jika seseorang memiliki kenangan buruk? apa salah jika dirinya ingin berubah?